BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu
keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang
tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang
abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep
yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus
pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teori
mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn &
Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan
ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori keperawatan. Definisi
teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam memahami bagaimana
peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
model konsep keperawatan Betty Neuman?
2.
Bagaimana
model konsep keperawatan Calista Roy?
3.
Bagaimana
model konsep keperawatan Martha E. Rogers?
4.
Bagaimana
model konsep keperawatan Dr. Faye Abdellah?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Betty Neuman
2.
Untuk
mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Calista Roy
3.
Untuk
mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Martha E. Rogers
4.
Untuk
mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Dr. Faye Abdellah
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konseptual
Dalam Keperawatan Menurut Betty Neuman
Model mempunyai
beberapa kesamaan dalam teori Gestalt. Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara
hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh mempertahankan keseimbangan dan sebagai
akibat dari kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty
Neuman juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan
sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam
struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga memilah konsep G.
Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan. Model sistem lebih bersifat umum
dibandingkan dengan tindakan-tindakan keperawatan. Sebaliknya,
tindakan-tindakan keperawatan memiliki tujuan-tujuan sangat spesifik atau
khusus untuk mengembalikan variabel-variabel yang mempengaruhi
tindakan-tindakan keperawatan. Hal ini bertujuan untuk melakukan perbaikan
secara umum kepada klien, kinerja atau pola perubahan prilaku, atau perbaikan
tertentu yang berhubungan dengan keahlian merawat diri sendiri.
Awalnya model ini
dikembangkan untuk digunakan oleh semua pekerja keperawatan kesehatan, namun
kemudian Neuman menyatakan bahwa perawat secara unik menggunakannya untuk
membantu individu dan kelompok lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal melalui intervensi-intervensi yang bermanfaat. Yang dimaksud
dengan intervensi adalah bantuan dalam mengurangi faktor-faktor stres dan
kondisi merugikan baik potensial maupun aktual yang terjadi dalam segala
situasi klinis.
Asumsi-asumsi
Dasar :
Terdapat sepuluh asumsi dasar yang menjadi landasan
kerangka kerja konseptual teori Neuman,
yaitu :
1)
Klien
secara individu atau kelompok merupakan sebuah system, klien yang bersifat
unik, namun masing-masing system merupakan dari faktor-faktor yang sering kita
jumpai dan kita gabungkan tentang karakteristik-karakteristik pembawaan kita
pada sejak lahir dalam kisaran respon normal yang diberikan tuhan yang terdapat
dalam sebuah struktur dasar.
2)
Banyak
terdapat stressor (penyebab ketegangan), baik yang diketahuai maupun yang tidak
diketahui dan berasal dari lingkungan universal. Masing-masing stressor berbeda
dalam hal potensialnya yang mengganggu tingakat kesetabilan yang sedang dialami
klien, atau mengganggu batas ketahanan normal. Hubungan antar variabel klien
yakni variable fisiologis, psikologi, social budaya, perkembangan dan spritual,
pada kondisi apapun setiap saat dapat mempengaruhi tingakat dimana seorang
klien terlindungi oleh batas ketahanan fleksibel dalam mnehahadapi reaksi yang
mungkin terjadi terhadap suatu stressor tunggal atau kombinasi dari berbagi
stressor.
3)
Tiap
klien telah mengembangkan kisaran respon normal terhadap lingkungan. Kisaran
respon ini sebagai bentuk garis pertahanan normal.
4)
Garis
fleksibel pertahanan tidak mampu lagi berfungsi sebagai perlindungan klien
terhadap stresor lingkungan apabila terdapat sesuatu yang mempengaruhinya. Karena
stresor merusak garis pertahanan normal. Variabel antar hubungan (psikologi,
fifiologi, sosial budaya, perkembangan, dan spiritual) menentukan tingkat
sistem reaksi atau reaksi terhadap stressor yang mungkin timbul.
5)
Klien,
baik sehat maupun sakit, merupakan bagian yang dinamis dalam variabel antara
hubungan (interrelationship of variables)
6)
Pelengkap
(implisitas) dalam tiap sistem klien adalah sekumpulan faktor perlawanan
internal dikenal sebagai garis perlawanan (lines of resistence) yang fungsinya
menstabilkan dan mengembalikan keadaan klien embali seperti semula (pada posisi
garis pertahanan normal) maupun membantu klien ke tingkat stabilitas yang lebih
tinggi.
7)
Pencegahan
primer menghubungkan pengetahuan umum yang diaplikasikan dalam penilaian
(assesment) klien dan intervensi dalam pengidentifikasi dan pengurangan
faktor-faktor. Indentifikasi dan pengurangan faktor resiko tersebut berhubungan
dengan stresor lingkungann dalam mencegah reaksi yang mungkin terjadi.
8)
Pencegahan
sekundur berhubungan dengan simptomatologi yang mengikuti reaksi terhadap
stresor, pengurutan prioritas intervensi, dan perlakuan untuk mengurangi
pengaruh yang berbahaya.
9)
Pencegahan
tersier dengan proses penyesuaian sebagai upaya penyusunan kembali dan
pertahanan yang mengembalikan pasien kedalam lingkungan melalui pencegahan
primer.
10)
Klien
berada di dalam energi konstan yang dinamis dan dapat mengubah lingkungan.
Prinsip Dasar
teori
1)
Tekanan
(stressor)
Rangsangan
yang timbul diakibatkan kondisi sekitar.
Pandangan Neuman tentang tekanan yaitu :
a.
Intra
Personal
Secara individu atau perorangan. Tekanan
dari dalam individu, misalnya emosi yang dipengaruhi oleh umur ( perkembangan )
sebagai tekanan internal, penerimaan teman sebaya ( sosial budaya ) , kemampuan
fisik ( biologi ) dan pengalaman mengatasi emosi dan perasaan di masa lalu (psikologi).
b.
Inter
Personal
Antara
individu yang satu dengan yang lain. Tekanan satu orang atau lebih, misalnya
peran orangtua terhadap anak yang diharapkan, tekanan antar individu yang
dipengaruhi oleh pola pengasuhan anak ( sosial budaya ), umur dan perkembangan
anak ( biologi, perkembangan), dan perasaan mereka terhadap peran yang dijalani
(psikologi).
c.
Ekstra
Personal
Di
luar individu. Tekanan dari luar sistem, misalnya pengangguran ( tekanan luar )
dipengaruhi oleh adanya penerimaan teman sebaya ( tekanan sosial budaya ) ,
perasaan seseorang terhadap keadaan pengangguran pada saat sekarang dan di masa
lalu ( psikologi) , kemampuan melakukan pekerjaan ( biologi, perkembangan,
psikologi).
2)
Struktur
Pokok Sumber Energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang
biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik.
Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan
kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.
Faktor umum yang
mendasar bagi semua organisme :
·
Rata-rata
suhu normal
·
Struktur
genetika
·
Pola
respon
·
Daya
tahan organ
·
Kelemahan
·
Struktur
ego
·
Pengetahuan
3)
Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu
untuk menghadapi tekanan di batas normal. Garis pertahanan menurut Neuman’s
terdiri dari garis pertahanan normal, garis resistensi dan garis pertahanan
fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan
suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai
pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan digunakan
sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk
sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis
pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi
secara adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan
menampakan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi
kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini
terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu,
gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian
dari garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan
respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh
atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan
meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk
mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis
pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis
dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari
berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan
spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri
fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
4)
Gangguan Pertahanan
Kerusakan
sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
5)
Tingkat
Reaksi
Tindakan
yang muncul akibat dari pengaruh tekanan. Reaksi mengantungkan faktor individu
yang tak tetap yaitu :
· Struktuk dasar /
struktur ke istimewaan
· Resistensi
kebiasaan dan pengatahuan
· Waktu bertemu
dengan stresor
6)
Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari
reaksi yang timbul. Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier
7)
Tingkat-Tingkat
Pencegahan
Dibagi menjadi :
Ø Pencegahan primer
yaitu terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada
penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi
faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi,
pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup
Ø Pencegahan
sekunder yaitu berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi
struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya
adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi.
Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka
struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga
bisa menyebabkan kematian.
Ø Pencegahan tersier
yaitu pencegahan tersier difokuskan pada
perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah
reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.
8)
Penyusunan
Kembali
Adaptasi dari tindakan yang berasal dari
sekitar baik interpersonal. Intra personal dan ekstra personal. Dapat dimulai
dari beberapa derajat dari tingkat reaksi. Kemungkinan rata-rata memungkinkan peluasan
diluar garis pertahanan nornal.
Faktor yang perlu
di perhatikan adalah :
a.
Fisiologi
individu.
b.
Psikologi
individu
c.
Sosial
cultural
d.
Perkembangan
individu
Paradigma
terhadap Empat Konsep Sentral
a.
Individu/Manusia
Pada teori Neuman, individu merupakan suatu
sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu
kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual.
b.
Masyarakat/Lingkungan
Model teori neuman ini adalah konsep
dimana manusia berhubungan konstan (tetap) terhadap lingkungannya. Dapat di
defenisikan lingkungan sebagai tekanan internal dan eksternal bagi manusia.
Neuman menyatakan bahwa pembentukan lingkungan adalah dinamis dan mewakili
mobilitas bahwa sadar klien ( termasuk di dalamnya faktor energi, melalui
integrasi dan stabilitas system).\
c.
Kesehatan
Neuman melihat kesehatan sebagai rangkaian
kesatuan bukan sebagai dikotomi (pembagian atas dua kelompok yg saling
bertentangan) antara penyakit dan kesehatan.konsep dalam tulisannya mendefenisikan
system terminology sebagai berikut :
· Kesehatan : keadaan penjenuhan, keadaan lembam/ tetap
walaupun terdapat sesuatu yang mengganggu.
· Penyakit : keadaan tidak mencukupi sehingga labil
terhadap adanya sesuatu yang mengganggu.
d.
Keperawatan
Neuman memandang keperawatan sebagai profesi unik
karena berhubungan dengan variabel (sesuatu tang dapat berubah) yang
mempengaruhi respon manusia terhadap stressor, dengan perhatian utama pada
manusia secara keseluruhan. Neuman menyatakan bahwa perawat membantu individu,
keluarga, dan kelompok dalam memperoleh dan menjaga kesehatan melalui campur
tangan dan perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, Negara, dll).
Pendekatan
Proses Keperawatan
Neuman memandang perawat sebagai profesi yang unik
yang berhubungan dengan semua variabel yang mempengaruhi sistem respon terhadap
stresor. Yang menjadi pusat keperawatan adalah individu atau klien secara total
dengan tujuan utama yaitu stabilitas klien. Pandangan ini direfleksikan dengan
membuat proses keperawatan menjadi sitematik. Prinsip-prinsip yang mendasarinya
yaitu :
1.
Assesment
yang baik yang memerlukan pengetahuan tentang semua faktor yang mempengaruhi
tanggapan klien.
2.
Arti
stresor yang diakui oleh klien dan pengasuh
3.
Faktor
yang dirasakan pengasuh dan mempengaruhi perkiraan (assesment) situasi pasien.
Proses Keperawatan
menurut Betty Neuman
1.
Diagnosa
Keperawatan
Proses :
Ø
Berdasarkan
penguasaan data yang sesuai, diagnosa berfungsi mengidentifikasi, menaksir,
mengklasifikasi, dan mengevaluasi hubungan dinamis antara variabel
bio-psiko-sosial budaya-perkembangan-spiritual.
Ø
Kesehatan
bervariasi sebagai akibat perpaduan teori dan data.
Ø
Intervensi
yang bersifat hipotesa ditentukan oleh garis pertahanan fleksibel.
2.
Tujuan
keperawatan
Proses :
Ø
Sistem
perawat dan klien berunding untuk perubahan ketentuan.
Ø
Intervensi
perawat berfungsi menjaga stabilitas klien.
3.
Hasil
keperawatan
Proses
:
Ø Intervensi
keperawatan menggunakan satu model pencegahan atau lebih.
Ø Konfirmasi
perubahan ketentuan maupun membuat ulang tujuan keperawatan.
Ø Hasil dari tujuan
jangka pendek mempengaruhi penentuan tujuan menengah-jangka panjang.
Ø Hasil yang
diperoleh klien mengesahkan proses keperawatan
Petunjuk Alat
Intervensi dan Assesment

Samar, tetapi ada potensi. Jelas, aktual
dan diketahui. Jelas, tetapi terkadang/kemungkinan samar
Reaksi
Hipotesis, dugaan sementara berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki. Identifikasi dari gejala, faktor stres diketahui.
Hipotesis, dapat didapat dari gejala yang tersisa, faktor stres yang diketahui.
Assesment
·
Berdasarkan
pengalaman pasien dan teori.
·
Resiko,
dampak yang terjadi bedasarkan persepsi klien dan perawat.
·
Arti
pengalaman bagi klien
·
Faktor
gaya hidup
·
Model
penyelesaian masalah/coping ( masa lalu, sekarang)
·
Perbedaan
individu yang teridentifikasi.Ditentukan oleh alam dan tingkatan reaksi,
menentukan sumber internal dan eksternal yang menahan reaksi.
·
Menentukan
tujuan kolaboratif. Ditentukan oleh derajat stabilitas.
Intervensi sebagai
Upaya Pencegahan
· Menguatkan garis
pertahanan fleksibel klien
· Pengaruh
pendidikan klien terhadap stressor.
· Penghindaran
stressor
· Menguatkan faktor
perlawanan ( resistance) individu.
Intervensi sebagai Perlakuan
·
Variasi
dalam kesehatan-gejala yang jelas-diagnosa keperawatan.
·
Prioritas
kebutuhan dan tujuan
·
Kekuatan
dan kelemahan klien berhubungan lima variabel.
·
Pengaturan
shift terhadap prioritas kebutuhan klien sebagai respon terhadap (pencegahan
primer yang mungkin terjadi dengan perlakuan ataupun pencegahan sekunder).
·
Intervensi
dalam proses maladaptive.
·
Penggunaan
sumber internal dan eksternal secara optimal, seperti pengumpulan energi,
pengurangan kebisingan, dan bantuan finansial.
Intervensi sebagai
Upaya Rekonstitusi yang dilanjutkan dengan Tindakan.
·
Motivasi
pendidikan dan pendidikan ulang
·
Modifikasi
tingkah laku
·
Orientasi
kenyataanPenyusunan tujuan progresif
·
Penggunaan
sumber internal dan ekternal
B.
Konseptual dalam
Keperawatan menurut Calista Roy
Konsep Mayor yang
membangun kerangka konseptual model adaptasi roy adalah:
1.
Sistem
adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan
umpan balik.
2.
Derajat
adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual
dan residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif
sendiri.
3.
Problem
adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan
atau peningkatan kebutuhan.Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau
stimulus yang secara langsung mengharuskan manusia berespon adaptif.
4.
Stimulus
fokal adalah presipitasi perubahan tingkah laku.
5.
Stimulus
konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan
konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang
oleh stimulus fokal.
6.
Stimulus
residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi terhadap
perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.
7.
Regulator
adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal, dan proses endokrin.
8.
Kognator
adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.
9.
Model
efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri.
10. Respon adaptif
adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam mencapai tujuan
manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.
11. Fisiologis adalah
kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi
dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit, aktivits dan istirahat,
eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses
endokrin.
12. Konsep diri adalah
seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu waktu berbentuk
: persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah laku langsung.
Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi diri) Kepribadian
yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral dan
etika pribadi.
13. Penampilan peran
adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan tugasnya di lingkungan
social.
14. Interdependensi
adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting dan sebagai support
sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara memelihara integritas fisik
dengan pemeliharaan dan pengaruh belajar.
Paradigma
terhadap Empat Konsep Sentral
1.
Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai
sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara
holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control, output, dan
proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang
dimanifestasikan dengan cara adaptasi.
Proses control manusia mengenai mekanisme
koping yang telah diidentifikasi yaitu subsistem regulator dan subsistem kognator.
Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada
sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah
gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk
didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan
emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.
Regulator dan kognator digambarkan sebagai
aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu :
a.
Mode
Fungsi Fisiologi, berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi
fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis
dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1)
Oksigenasi, Kebutuhan tubuh
terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas
(Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2)
Nutrisi, Mulai dari
proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan
pertumbuhan danmengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy
1991).
3)
Eliminasi, ekskresi hasil
dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4)
Aktivitas dan
istirahat,
kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk
mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua
komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5)
Proteksi/perlindungan, Sebagai dasar
defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut
dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma
dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6)
The sense/perasaan, penglihatan,
pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.(
Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7)
Cairan dan
elektrolit,
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam
basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi
sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984,
dalam Roy 1991).
8)
Fungsi
syaraf/neurologis, hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari
regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk
mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi
kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984
dalam Roy, 1991).
9)
Fungsi
endokrin, Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi
neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas
endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari
regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991).
b.
Mode
Konsep Diri, berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada
aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini
berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan
ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the
physical self dan the personal self.
Ø The physical self,
yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya
dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa
kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan
seksualitas.
Ø The personal self,
yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual
diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan
hal yang berat dalam area ini.
c.
Mode
Fungsi Peran, mode ini mengenal pola - pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder
dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat
sesuai kedudukannya
d.
Mode
Interdependensi, adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy.
Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/kasih sayang,
perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
2.
Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di
dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia
sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal
dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi tiga jenis
stimulus, yaitu :
· Fokal, stimulus
yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera, misal infeksi paru,
kehilangan suhu pada bayi yang baru lahir.
· Konstektual,
stimulus yang menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi) keadaan tidak
sehat. Keadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini, misal daya tahan
tubuh yang menurun, lingkungan yanngna tidak sehat.
· Residual, sikap,
keyakinan dan pemahaman individu yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan
tidak sehat atau disebut dengan faktor presdiposisi sehingga terjadi kondisi
fokal, misal persepsi klien tentang penyakit, gaya hidup dan fungsi peran.
Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai
segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan
perilaku manusia sebagai individu atau kelompok.
3.
Kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan
sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara
keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung
bahwa kesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan
dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas
adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat.
Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan
pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep
sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari
koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang
lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi
kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi
dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam model
keperawatan. Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi
dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari
koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan
secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua
interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari
proses ini dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal
yang membutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu adalah stressor atau
stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual.
Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress.
Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon
adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses
adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan
manusia yang meliputi :
· Kelangsungan hidup
· Pertumbuhan
· Reproduksi
· Penguasaan yang
disebut integritas
4.
Keperawatan
Roy (1983) menggambarkan keperawatan
sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai disiplin ilmu, keperawatan
mengobservasi, mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang secara positif
berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin praktek, keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan pada
orang-orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu dan
praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan
untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan meningkatkan adaptasi
individu dan kelompok dalam situasi yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model
adaptasi keperawatan menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan
dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Dalam model
tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan aktivitas
keperawatan.
Keperawatan adalah berhubungan dengan
manusia sebagai satu kesatuan yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan
tanggapan terhadap stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi.
Ketika stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme yang lemah membuat upaya
manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif, manusia memerlukan
seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun diinterpretasikan umtuk memberi
arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya diberikan ketika manusia itu
sakit. Roy menyetujui, pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai proses
untuk mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang lebih tinggi.
Keperawatan
terdiri dari dua yaitu :
1)
Tujuan
Keperawatan
Tujuan keperawatan adalah mempertinggi
interaksi manusia dengan lingkungan. Peningkatan adaptasi ada empat cara
adaptasi yaitu :
· fungsi fisiologis
· konsep diri
· fungsi peran
· interdependensi.
Dorongan terhadap peningkatan integritas
adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan
kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada
dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal
tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu
penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya
koping yang tidak efektif dan memnugkinkan individu untuk merespon stimulus
yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan
kesehatan. Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas
keperawatan.
2)
Proses
Keperawatan
Proses keperawatan
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan , tujuan, intervensi dan evaluas.
Adaptasi model
keperawatan menetapkan “data apa yang dikumpulkan, bagaimana mengidentifikasi
masalah dan tujuan utama. Pendekatan apa yang dipakai dan bagaiman mengevaluasi
efektifitas proses keperawatan”.
Unit analisis dari
pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses
pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses
pengkajian termasuk dalam dua tingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan
data tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri.
Data-data tersebut dikumpulkan dari data observasi penilaian respond dan komunikasi
dengan individu. Dari data tersebut perawat membuat keputusan sementara tentang
apakah perilaku dapat menyesuaikan diri atau tidak efektif. Tingkat kedua
pengkajian adalah mengumpulkan data tentang fokal, konstektual dan residual
stimuli. Selama tingkat pengkajian ini perawat mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku yang diobservasi pada pengkajian tingkat pertama.
Keterlibatan ini penting untuk menetapkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi
perilaku.
C.
Konseptual dalam
Keperawatan menurut Martha E. Rogers
Dasar teori Rogers
adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah
ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.
Berdasarkan pada
kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai manusia,
yaitu :
· Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara
satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai
sifat-sifat yang khusus jika semuanya dilihat secara bagian perbagian ilmu
pengetahuan dari suatu sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat
bagiannya tidak dijumpai.
· Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar
energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefinisikan lingkungan
sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang
utuh dari semua hal
· Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan
saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang
diharapkan semula.
· Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang
inovatif.
· Manusia
bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan
berpikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya
manusia yang mampu berpikir dan menerima pertimbangan luasnya dunia.
Berdasar pada
asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E Roger :
1. Sumber energi.
2. Keterbukaan.
3. Pola-pola perilaku.
4. Ukuran – ukuran 4 dimensi.
Disini terdapat
elemen-elemen yang saling berhubungan antara manusia dan lingkungannya. Sebagai
sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi
dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena
pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi
asumsi-asumsi utama Martha E Roger.
Menurut Martha E Roger
ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia
dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya
dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang
kemudian di kemukakannya.
Teori menyatakan bahwa
dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani manusia,
yaitu :
· Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang
menguntungkan antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
· Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan
perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan
sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan
dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang
perubahan.
· Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan
manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan
peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan
kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia
dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
Teori dan Empat Konsep Dasar Roger
Martha E.
Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang
manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan
lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan
seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang
dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu
berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia
mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui dari
kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu
sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan,
keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa
keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi keperawatan direncanakan
dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa
keperawatan. Fokus pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan
sama dengan pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan
menyebabkan perubahan di sisi yang lain secara simultan terpisah dari dunia
penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui dengan efektif dalam arti
umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas dan imaginasi menjadi
sangat penting.
Resonansi
menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau
memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena proses
kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.
Rencana
keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu terhadap
perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama dan
tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada
proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat
dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat untuk
membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar tujuannya dapat
mencapai kesehatan.
· Teori
yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada suatu
fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif dalam
memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan
prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia atau cara
memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang
menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
· Teori
harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan hal penting
perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip hemodinamika.
· Teori
harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak
tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger
konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam
pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka
yang sangat kompleks.
· Teori
didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
· Teori
memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu melalui
penelitian sehingga teori tersebut sah.
· Teori
bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
· Teori
harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi
harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.
Komponen dalam proses
keperawatan Prinsip Hemodinamik
Integrality Resonancy Helicy
Komponen Pengkajian Keperawatan Mengkaji
interaksi antara indvidu dan lingkungan, bagaimana keduannya saling
mempengaruhi Mengkaji kejadian yang bervariasi selama proses kehidupan Mengkaji
ritmisasi pola kehidupan dan lingkungan perubahan waktu dan perubahan kebutuhan
yang terjadi selama terjadinya perubahan pola kehidupan yang berirama mengkaji
tujuan hidup.
Komponen Diagnosa Keperawatan Menggambarkan
pengabungan medan energi antara individu dengan lingkungan Menggambarkan proses
kehidupan yang bervariasi sebagai individu yang utuh Menggambarkan pola yang
berirama antara individu dan lingkungan.
Komponen Rencana dan Implementasi Keperawatan
Menciptakan lingkungan yang sebaik baiknya bagi individu Mendukung atau
memodifikasi variasi proses kehidupan individu dalam konteks seutuhnya
Mendukung terciptanya dinamisasi pola yang berirama antara individu dan
lingkungan. Menerima perbedaan sebagai evolusi yang cepat
Komponen Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi
perubahan di dalam integrasi lingkungan dan individu Mengevaluasi modifikasi
yang diciptakan dalam variasi proses kehidupan manusia Mengevaluasi pola yang
berirama dari individu dan lingkungan. Mengevaluasi hasil yang di harapkan
Menggunakan Prinsip-prinsip
Roger dalam Proses Keperawatan
Prinsip – prinsip hemodinamika memberi
petunjuk untuk mengetahui hubungan antara perkembangan individu dengan alam
sebagai respon sehat yang berhubungan dengan masalah yang terjadi.
Kesuksesan menggunakan prinsip hemodinamika
perlu pertimbangan perawat dan melibatkan baik perawat maupun klien dalam
proses keperawatan. Jika sesuatu di luar individu adalah bagian dari lingkungan
maka perawat menjadi bagian dari lingkungan klien.
Keperawatan bekerja dengan klien bukan untuk
untuk klien. Ini meliputi proses keperawatan dengan menunjukkan bahwa perawat
memperhatikan manusia secara keseluruhan, tidak cukup satu aspek, satu masalah,
atau terbatas pada pemenuhan kebutuhannya saja.
Hubungan Teori
Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan
Model konseptual abstrak yang di kemukakan
Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan
ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk
aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa
uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan
pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan
yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara
jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam
keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian
keperawatan.
Hubungan Teori
Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk
mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan
keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi
perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan
untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta
memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat
untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.
Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik
Keperawatan
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori
yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik
keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik
keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan
Martha E Rogers.
D. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
E. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
F. Penyesuaian terhadap pola
G. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan
dalam proses penyembuhan.
H. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
I. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
J. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.
D.
Konseptual Dalam
Keperawatan Menurut Dr. Faye Abdellah
Dr. Abdellah mendefinisikan
keperawatan sebagai pelayanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
Pelayanan ini sebagai pelayanan komprehensif, yang meliputi:
1.
Menyadari
masalah keperawatan pasien.
2.
Menentukan tindakan
yang tepat untuk merawat pasien sesuai prinsip-prinsip keperawatan yang relevan.
3.
Memberikan
perawatan yang berkelanjutan kepada individu dengan tingkat
ketergantungan total.
4.
Memberikan
perawatan yang berlanjutan untuk
menghilangkan nyeri dan ketidaknyamanan dan memberikan rasa keamanan kepada individu.
5.
Mengatur rencana
perawatan menyeluruh untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien.
6.
Membantu individu
untuk menyadari kebutuhan kesehatan
dirinya dan mengarahkan dalam mencapai kesehatan fisik dan psikis.
7.
Mengarahkan petugas
keperawatan dan keluarga untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri sesuai dengan keterbatasannya.
8.
Membantu individu
untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah psikisnya.
9.
Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalammerencanakan peningkata derjat kesehatan yang optimal padatingkat lokal, daerah, nasional dan
internasional.
10.
Melakukan
evaluasi dan penelitian
yang berkelanjutan untuk meningkatkan keahlian dalam
tindakan keperawatan
dan untuk mengembangkan tindakan keperawatan
yang baru,
untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan masyarakat.
*) Pada tahun 1973, point ke-3 “Memberikan
perawatan yang berkelanjutan kepada individu dengan tingkat
ketergantungantotal.” Dihilangkan.
Konsep teori Abdellah dikenal sebagai 21 Tipologi masalah
keperawatan, yaitu:
1.
Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik
yang baik.
2.
Mempertahankan aktivitas,
latihan fisik, dan tidur yang optimal.
3.
Mencegah
terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi.
4.
Mempertahankan
mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki deformitas.
5.
Memfasilitasi masukkan oksigen keseluruh sel tubuh.
6.
Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7.
Mempertahankan eliminasi.
8.
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9.
Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisipenyakit patologis,
fisiologis, dan kompensasi.
10.
Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11.
Mempertahankan fungsi sensorik.
12.
Mengidentifikasi
dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan negatif.
13.
Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbalebalik antara emosi dan penyakit
organic.
14.
Mempertahankan komunikasi
verbal dan non verbal.
15.
Memfasilitasi perkembangan hubungan
interpersonal yang produktif.
16.
Memfasilitasi pencapaian tujuan
spiritual personal yang progresif.
17.
Menghasilkandan
/ atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18.
Memfasilitasi
kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik,
emosi, dan perkembangan yang berbeda.
19.
Menerima
tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosional.
20.
Menggunakan
sumber_sumber dikomunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang
muncul akibat dari penyakit.
21.
Memahami
peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
munculnya suatu penyakit.
(Tomey and Alligood, 2006)
Tiga konsep
teori keperawatan Abdellah dalam Tomey and Alligood (2006) adalah:
1.
Keperawatan
Keperawatan adalaha suatu pelayanan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat. Perawatan didasarkan pada seni dan ilmu
pengetahuan yang menyiapkan perawat dengan sikap, kompetensi intelektual, dan
keterampilan teknis yang siap membantu
orang sakit maupun sehat untuk memenuhi kebutuhannya dengan penuh keinginan dan
kemampuan.
2.
Masalah keperawatan
Abdellah mendifinisikan masalah keperawatan dalam tiga
konsep, yaitu kebutuhan pasien secara fisik, sosiologis, dan emosional; jenis hubungan interpersonal antara perawat dan
pasien; unsur umum
perawatan pasien.
3.
Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah keperawatan merupakan proses
mengidentifikasi, menginterpretasikan, menganalisa, dan memilih tindakan yang
tepat untuk menyelesaikan masalah. Salah satu proses ini adalah menentukan
diagnosa keperawatan.
Paradigma Keperawatan berdasar Teori Abdellah.
Ø Keperawatan
Keperawatan adalah profesi pelayanan untuk membantu
individu atau memberikan informasi untuk memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan
atau memulihkan kemandirian atau mengurangi kecacatan dengan menggunakan
strategi keperawatan yang merupakan suatu cara berdasarkan pola pemecahan
masalah.
Ø Individu
Individu merupakan seseorang yang mempunyai kebutuhan
dasar fisik, emosi, dan sosial. Kemandirian dan kesadaran diri individu untuk
memenuhi kebutuhannya merupakan fokus dari teori Abdellah.
Ø Kesehatan
Pada pendekatan keperawatan berpusat pada pasien,
kesehatan merupakan keadaan dimana terpenuhinya semua kebutuhan dasar dan tidak
adanya kecacatan.
Ø Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini merupakan membuat atau
menyediakan lingkungan terapeutik. Yang termasuk lingkungan adalah rumah dan
komunitas dimana pasien berasal.
Penerapan Teori Keperawatan Abdellah
·
Pelayanan keperawatan
Teori 21 tipologi masalah keperawatan Abdellah membantu
perawat untuk melakukan proses keperawatan secara sistematik. Ini membantu
perawat dalam memahami alasan tindakan yang dilakukan. Perawat menggunakan
teori ini sebagai dasar melakukan pengkajian, membuat diagnosa keperawatan, dan
rencana keperawatan sebagai cara untuk mengatasi masalah pasien berdasar
keperawatan yang berpusat pada pasien (Tomey and Alligood, 2006).
Penerapan teori Abdellah dalam praktek keperawatan sangat
dikaitkan dengan pengaruh yang kuat dengan
pendekatan berpusat pada pasien yang berfokus
pada pemecahan masalah pasien. Proses pemecahan masalah Abdellah meliputi identifikasi masalah, memilih data yang relevan, merumuskan hipotesis
melalui pengumpulan data, dan merevisi hipotesis berdasarkan kesimpulan yang
diperoleh dari data paralel langkah-langkah dari proses keperawatan penilaian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Abdellah dan Levine, 1986;
George, 2008).
Pada akhirnya, teori Abdellah membantu perawat berlatih
mengatur administrasi proses keperawatan, strategi keperawatan dan menyediakan basis ilmiah untuk membuat
keputusan. Sebagai doktor yang aktif terlibat pada keperawatan dan perawatan kesehatan internasional,
Abdellah memberikan kepercayaan untuk penggunaan model dan menganjurkan menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan pelayanan keperawatan.
·
Pendidikan
keperawatan
Teori dan konsep Abdellah dikembangkan di tahun 1950 dan merupakan rekor klinis yang komprehensif untuk mahasiswa keperawatan, dengan menyediakan
struktur kurikulum pendidikan
keperawatan. Pendekatan
berpusat pada
pasien merupakan dasar yang digunakan pada saat itu untuk model keperawatan. Teori Abdellah merupakan teori yang paling berpengaruh
dibanding teori lainnya. Teori ini digunakan untuk merubah pola pengajaran
berbasis medik ke pendektan berpusat apada pasien untuk pendidikan keperawatan
(Tomey and alligood, 2006)
·
Riset keperawatan
Teori 21 tipologi masalah keperawatan Abdellah merupakan
teori yang berbasis riset. Hal ini menjadi sangat memungkinkan untuk
dilanjutkan dengan riset lainnya.Abdellah sangat
percaya bahwa gagasan penelitian
keperawatan akan menjadi faktor kunci dalam membantu perawatan muncul sebagai
profesi yang benar. Penelitian ekstensif dilakukan tentang kebutuhan pasien dan
masalahnya telah menjadi landasan untuk pengembangan dari apa yang sekarang
dikenal sebagai diagnosis keperawatan.
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi
antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang
berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi
kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu
yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk
menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal
DAFTAR
PUSTAKA
Perry
& Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol.1,2. Ed.4.EGC :
Jakarta
http://oachavierrania.blogspot.co.id/2013/12/makalah-konsep-dan-model-keperawatan.html
http://akperppnisolojateng.blogspot.com/2010/02/konsep-model-keperawatan-betty-newman.html#ixzz4sLY4xdLG
http://hartsant.blogspot.co.id/2011/11/makalah-callista-roy.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar