Jumat, 03 November 2017

MAKALAH KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.

B.     Rumusan Masalah 
1.    Bagaimana model konsep keperawatan Betty Neuman?
2.    Bagaimana model konsep keperawatan Calista Roy?
3.    Bagaimana model konsep keperawatan Martha E. Rogers?
4.    Bagaimana model konsep keperawatan Dr. Faye Abdellah?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Betty Neuman
2.    Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Calista Roy
3.    Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Martha E. Rogers
4.    Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Dr. Faye Abdellah



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konseptual Dalam Keperawatan Menurut Betty Neuman
Model mempunyai beberapa kesamaan dalam teori Gestalt. Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat dari kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga memilah konsep G. Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan. Model sistem lebih bersifat umum dibandingkan dengan tindakan-tindakan keperawatan. Sebaliknya, tindakan-tindakan keperawatan memiliki tujuan-tujuan sangat spesifik atau khusus untuk mengembalikan variabel-variabel yang mempengaruhi tindakan-tindakan keperawatan. Hal ini bertujuan untuk melakukan perbaikan secara umum kepada klien, kinerja atau pola perubahan prilaku, atau perbaikan tertentu yang berhubungan dengan keahlian merawat diri sendiri.
Awalnya model ini dikembangkan untuk digunakan oleh semua pekerja keperawatan kesehatan, namun kemudian Neuman menyatakan bahwa perawat secara unik menggunakannya untuk membantu individu dan kelompok lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui intervensi-intervensi yang bermanfaat. Yang dimaksud dengan intervensi adalah bantuan dalam mengurangi faktor-faktor stres dan kondisi merugikan baik potensial maupun aktual yang terjadi dalam segala situasi klinis.

Asumsi-asumsi Dasar :
Terdapat sepuluh asumsi dasar yang menjadi landasan kerangka kerja konseptual teori Neuman,  yaitu :

1)   Klien secara individu atau kelompok merupakan sebuah system, klien yang bersifat unik, namun masing-masing system merupakan dari faktor-faktor yang sering kita jumpai dan kita gabungkan tentang karakteristik-karakteristik pembawaan kita pada sejak lahir dalam kisaran respon normal yang diberikan tuhan yang terdapat dalam sebuah struktur dasar.
2)   Banyak terdapat stressor (penyebab ketegangan), baik yang diketahuai maupun yang tidak diketahui dan berasal dari lingkungan universal. Masing-masing stressor berbeda dalam hal potensialnya yang mengganggu tingakat kesetabilan yang sedang dialami klien, atau mengganggu batas ketahanan normal. Hubungan antar variabel klien yakni variable fisiologis, psikologi, social budaya, perkembangan dan spritual, pada kondisi apapun setiap saat dapat mempengaruhi tingakat dimana seorang klien terlindungi oleh batas ketahanan fleksibel dalam mnehahadapi reaksi yang mungkin terjadi terhadap suatu stressor tunggal atau kombinasi dari berbagi stressor.
3)   Tiap klien telah mengembangkan kisaran respon normal terhadap lingkungan. Kisaran respon ini sebagai bentuk garis pertahanan normal.
4)   Garis fleksibel pertahanan tidak mampu lagi berfungsi sebagai perlindungan klien terhadap stresor lingkungan apabila terdapat sesuatu yang mempengaruhinya. Karena stresor merusak garis pertahanan normal. Variabel antar hubungan (psikologi, fifiologi, sosial budaya, perkembangan, dan spiritual) menentukan tingkat sistem reaksi atau reaksi terhadap stressor yang mungkin timbul.
5)   Klien, baik sehat maupun sakit, merupakan bagian yang dinamis dalam variabel antara hubungan (interrelationship of variables)
6)   Pelengkap (implisitas) dalam tiap sistem klien adalah sekumpulan faktor perlawanan internal dikenal sebagai garis perlawanan (lines of resistence) yang fungsinya menstabilkan dan mengembalikan keadaan klien embali seperti semula (pada posisi garis pertahanan normal) maupun membantu klien ke tingkat stabilitas yang lebih tinggi.
7)   Pencegahan primer menghubungkan pengetahuan umum yang diaplikasikan dalam penilaian (assesment) klien dan intervensi dalam pengidentifikasi dan pengurangan faktor-faktor. Indentifikasi dan pengurangan faktor resiko tersebut berhubungan dengan stresor lingkungann dalam mencegah reaksi yang mungkin terjadi.
8)   Pencegahan sekundur berhubungan dengan simptomatologi yang mengikuti reaksi terhadap stresor, pengurutan prioritas intervensi, dan perlakuan untuk mengurangi pengaruh yang berbahaya.
9)   Pencegahan tersier dengan proses penyesuaian sebagai upaya penyusunan kembali dan pertahanan yang mengembalikan pasien kedalam lingkungan melalui pencegahan primer.
10)              Klien berada di dalam energi konstan yang dinamis dan dapat mengubah lingkungan.

Prinsip Dasar teori
1)   Tekanan (stressor)
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar.  Pandangan Neuman tentang tekanan yaitu :
a.  Intra Personal
Secara individu atau perorangan. Tekanan dari dalam individu, misalnya emosi yang dipengaruhi oleh umur ( perkembangan ) sebagai tekanan internal, penerimaan teman sebaya ( sosial budaya ) , kemampuan fisik ( biologi ) dan pengalaman mengatasi emosi dan perasaan di masa lalu (psikologi).
b.  Inter Personal
Antara individu yang satu dengan yang lain. Tekanan satu orang atau lebih, misalnya peran orangtua terhadap anak yang diharapkan, tekanan antar individu yang dipengaruhi oleh pola pengasuhan anak ( sosial budaya ), umur dan perkembangan anak ( biologi, perkembangan), dan perasaan mereka terhadap peran yang dijalani (psikologi).

c.  Ekstra Personal
Di luar individu. Tekanan dari luar sistem, misalnya pengangguran ( tekanan luar ) dipengaruhi oleh adanya penerimaan teman sebaya ( tekanan sosial budaya ) , perasaan seseorang terhadap keadaan pengangguran pada saat sekarang dan di masa lalu ( psikologi) , kemampuan melakukan pekerjaan ( biologi, perkembangan, psikologi).

2)    Struktur Pokok Sumber Energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas. Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.
Faktor umum yang mendasar bagi semua organisme :
·         Rata-rata suhu normal
·         Struktur genetika
·         Pola respon
·         Daya tahan organ
·         Kelemahan
·         Struktur ego
·         Pengetahuan

3)    Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal. Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari garis pertahanan normal, garis resistensi dan garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.

4)     Gangguan Pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.

5)    Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan. Reaksi mengantungkan faktor individu yang tak tetap yaitu :
·      Struktuk dasar / struktur ke istimewaan
·      Resistensi kebiasaan dan pengatahuan
·      Waktu bertemu dengan stresor
6)    Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul. Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier

7)    Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi menjadi :

Ø Pencegahan primer yaitu terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup
Ø Pencegahan sekunder yaitu berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
Ø Pencegahan tersier yaitu  pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.

8)    Penyusunan Kembali
Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik interpersonal. Intra personal dan ekstra personal. Dapat dimulai dari beberapa derajat dari tingkat reaksi. Kemungkinan rata-rata memungkinkan peluasan diluar garis pertahanan nornal.

Faktor yang perlu di perhatikan adalah :
a.     Fisiologi individu.
b.    Psikologi individu
c.     Sosial cultural
d.    Perkembangan individu

Paradigma terhadap Empat Konsep Sentral
a.    Individu/Manusia
Pada teori Neuman, individu merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
b.    Masyarakat/Lingkungan
Model teori neuman ini adalah konsep dimana manusia berhubungan konstan (tetap) terhadap lingkungannya. Dapat di defenisikan lingkungan sebagai tekanan internal dan eksternal bagi manusia. Neuman menyatakan bahwa pembentukan lingkungan adalah dinamis dan mewakili mobilitas bahwa sadar klien ( termasuk di dalamnya faktor energi, melalui integrasi dan stabilitas system).\
c.    Kesehatan
Neuman melihat kesehatan sebagai rangkaian kesatuan bukan sebagai dikotomi (pembagian atas dua kelompok yg saling bertentangan) antara penyakit dan kesehatan.konsep dalam tulisannya mendefenisikan system terminology sebagai berikut :
·      Kesehatan  : keadaan penjenuhan, keadaan lembam/ tetap walaupun terdapat sesuatu yang mengganggu.
·      Penyakit   : keadaan tidak mencukupi sehingga labil terhadap adanya sesuatu yang mengganggu.

d.    Keperawatan
Neuman memandang keperawatan sebagai profesi unik karena berhubungan dengan variabel (sesuatu tang dapat berubah) yang mempengaruhi respon manusia terhadap stressor, dengan perhatian utama pada manusia secara keseluruhan. Neuman menyatakan bahwa perawat membantu individu, keluarga, dan kelompok dalam memperoleh dan menjaga kesehatan melalui campur tangan dan perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, Negara, dll).


Pendekatan Proses Keperawatan
Neuman memandang perawat sebagai profesi yang unik yang berhubungan dengan semua variabel yang mempengaruhi sistem respon terhadap stresor. Yang menjadi pusat keperawatan adalah individu atau klien secara total dengan tujuan utama yaitu stabilitas klien. Pandangan ini direfleksikan dengan membuat proses keperawatan menjadi sitematik. Prinsip-prinsip yang mendasarinya yaitu :
1.    Assesment yang baik yang memerlukan pengetahuan tentang semua faktor yang mempengaruhi tanggapan klien.
2.    Arti stresor yang diakui oleh klien dan pengasuh
3.    Faktor yang dirasakan pengasuh dan mempengaruhi perkiraan (assesment) situasi pasien.

Proses Keperawatan menurut Betty Neuman
1.    Diagnosa Keperawatan
Proses  :
Ø  Berdasarkan penguasaan data yang sesuai, diagnosa berfungsi mengidentifikasi, menaksir, mengklasifikasi, dan mengevaluasi hubungan dinamis antara variabel bio-psiko-sosial budaya-perkembangan-spiritual.
Ø  Kesehatan bervariasi sebagai akibat perpaduan teori dan data.
Ø  Intervensi yang bersifat hipotesa ditentukan oleh garis pertahanan fleksibel.

2.    Tujuan keperawatan
Proses :

Ø  Sistem perawat dan klien berunding untuk perubahan ketentuan.
Ø  Intervensi perawat berfungsi menjaga stabilitas klien.

3.    Hasil keperawatan
Proses :

Ø  Intervensi keperawatan menggunakan satu model pencegahan atau lebih.
Ø  Konfirmasi perubahan ketentuan maupun membuat ulang tujuan keperawatan.
Ø  Hasil dari tujuan jangka pendek mempengaruhi penentuan tujuan menengah-jangka panjang.
Ø  Hasil yang diperoleh klien mengesahkan proses keperawatan

Petunjuk Alat Intervensi dan Assesment
Samar, tetapi ada potensi. Jelas, aktual dan diketahui. Jelas, tetapi terkadang/kemungkinan samar



Reaksi
Hipotesis, dugaan sementara berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Identifikasi dari gejala, faktor stres diketahui. Hipotesis, dapat didapat dari gejala yang tersisa, faktor stres yang diketahui.

Assesment
·         Berdasarkan pengalaman pasien dan teori.
·         Resiko, dampak yang terjadi bedasarkan persepsi klien dan perawat.
·         Arti pengalaman bagi klien
·         Faktor gaya hidup
·         Model penyelesaian masalah/coping ( masa lalu, sekarang)
·         Perbedaan individu yang teridentifikasi.Ditentukan oleh alam dan tingkatan reaksi, menentukan sumber internal dan eksternal yang menahan reaksi.
·         Menentukan tujuan kolaboratif. Ditentukan oleh derajat stabilitas.

Intervensi sebagai Upaya Pencegahan
·      Menguatkan garis pertahanan fleksibel klien
·      Pengaruh pendidikan klien terhadap stressor.
·      Penghindaran stressor
·      Menguatkan faktor perlawanan ( resistance) individu.

 Intervensi sebagai Perlakuan
·         Variasi dalam kesehatan-gejala yang jelas-diagnosa keperawatan.
·         Prioritas kebutuhan dan tujuan
·         Kekuatan dan kelemahan klien berhubungan lima variabel.
·         Pengaturan shift terhadap prioritas kebutuhan klien sebagai respon terhadap (pencegahan primer yang mungkin terjadi dengan perlakuan ataupun pencegahan sekunder).
·         Intervensi dalam proses maladaptive.
·         Penggunaan sumber internal dan eksternal secara optimal, seperti pengumpulan energi, pengurangan kebisingan, dan bantuan finansial.

Intervensi sebagai Upaya Rekonstitusi yang dilanjutkan dengan Tindakan.
·         Motivasi pendidikan dan pendidikan ulang
·         Modifikasi tingkah laku
·         Orientasi kenyataanPenyusunan tujuan progresif
·         Penggunaan sumber internal dan ekternal


B.     Konseptual dalam Keperawatan menurut Calista Roy
Konsep Mayor yang membangun kerangka konseptual model adaptasi roy adalah:
1.      Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan umpan balik.
2.      Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual dan residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif sendiri.
3.      Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan atau peningkatan kebutuhan.Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung mengharuskan manusia berespon adaptif.
4.      Stimulus fokal adalah presipitasi perubahan tingkah laku.
5.      Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang oleh stimulus fokal.
6.      Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi terhadap perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.
7.      Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural, cemikal, dan proses endokrin.
8.      Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.
9.      Model efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi peran, interdependensi dan konsep diri.
10.  Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.
11.  Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit, aktivits dan istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses endokrin.
12.  Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu waktu berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah laku langsung. Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi diri) Kepribadian yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral dan etika pribadi.
13.  Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan tugasnya di lingkungan social.
14.  Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting dan sebagai support sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara memelihara integritas fisik dengan pemeliharaan dan pengaruh belajar.


Paradigma terhadap Empat Konsep Sentral
1.    Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi.
Proses control manusia mengenai mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu subsistem regulator dan subsistem kognator. Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.
Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu :
a.    Mode Fungsi Fisiologi, berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1)   Oksigenasi, Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2)   Nutrisi, Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan danmengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3)   Eliminasi, ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4)   Aktivitas dan istirahat, kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5)   Proteksi/perlindungan, Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6)   The sense/perasaan, penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7)   Cairan dan elektrolit, Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8)   Fungsi syaraf/neurologis, hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9)   Fungsi endokrin, Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991).
b.    Mode Konsep Diri, berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
Ø The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
Ø The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
c.    Mode Fungsi Peran, mode ini mengenal pola - pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya
d.    Mode Interdependensi, adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/kasih sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.


2.    Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi tiga jenis stimulus, yaitu :
·      Fokal, stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera, misal infeksi paru, kehilangan suhu pada bayi yang baru lahir.
·      Konstektual, stimulus yang menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi) keadaan tidak sehat. Keadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini, misal daya tahan tubuh yang menurun, lingkungan yanngna tidak sehat.
·      Residual, sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat atau disebut dengan faktor presdiposisi sehingga terjadi kondisi fokal, misal persepsi klien tentang penyakit, gaya hidup dan fungsi peran.
Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau kelompok.


3.    Kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi :
·       Kelangsungan hidup
·       Pertumbuhan
·       Reproduksi
·       Penguasaan yang disebut integritas


4.    Keperawatan
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai disiplin ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin praktek, keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan pada orang-orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu dan praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif, manusia memerlukan seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun diinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya diberikan ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui, pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang lebih tinggi.
Keperawatan terdiri dari dua yaitu :
1)      Tujuan Keperawatan
Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Peningkatan adaptasi ada empat cara adaptasi yaitu :
·      fungsi fisiologis
·      konsep diri
·      fungsi peran
·      interdependensi.
Dorongan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memnugkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan kesehatan. Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas keperawatan.
2)      Proses Keperawatan
Proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan , tujuan, intervensi dan evaluas.
Adaptasi model keperawatan menetapkan “data apa yang dikumpulkan, bagaimana mengidentifikasi masalah dan tujuan utama. Pendekatan apa yang dipakai dan bagaiman mengevaluasi efektifitas proses keperawatan”.
Unit analisis dari pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses pengkajian termasuk dalam dua tingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan data tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri. Data-data tersebut dikumpulkan dari data observasi penilaian respond dan komunikasi dengan individu. Dari data tersebut perawat membuat keputusan sementara tentang apakah perilaku dapat menyesuaikan diri atau tidak efektif. Tingkat kedua pengkajian adalah mengumpulkan data tentang fokal, konstektual dan residual stimuli. Selama tingkat pengkajian ini perawat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang diobservasi pada pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini penting untuk menetapkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku.

C.    Konseptual dalam Keperawatan menurut Martha E. Rogers
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :
·       Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
·       Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefinisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal
·       Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
·       Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
·       Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berpikir dan menerima pertimbangan luasnya dunia.

Berdasar pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E Roger :
1. Sumber energi.
2. Keterbukaan.
3. Pola-pola perilaku.
4. Ukuran – ukuran 4 dimensi.
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan antara manusia dan lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E Roger.
Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di kemukakannya.
Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani manusia, yaitu :
·       Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
·       Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
·       Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.

Teori dan Empat Konsep Dasar Roger
Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi yang lain secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas dan imaginasi menjadi sangat penting.
Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena proses kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.
Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar tujuannya dapat mencapai kesehatan.
·       Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
·       Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip hemodinamika.
·       Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka yang sangat kompleks.
·       Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
·       Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
·       Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
·       Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.

Komponen dalam proses keperawatan Prinsip Hemodinamik
Integrality Resonancy Helicy
Komponen Pengkajian Keperawatan Mengkaji interaksi antara indvidu dan lingkungan, bagaimana keduannya saling mempengaruhi Mengkaji kejadian yang bervariasi selama proses kehidupan Mengkaji ritmisasi pola kehidupan dan lingkungan perubahan waktu dan perubahan kebutuhan yang terjadi selama terjadinya perubahan pola kehidupan yang berirama mengkaji tujuan hidup.
Komponen Diagnosa Keperawatan Menggambarkan pengabungan medan energi antara individu dengan lingkungan Menggambarkan proses kehidupan yang bervariasi sebagai individu yang utuh Menggambarkan pola yang berirama antara individu dan lingkungan.
Komponen Rencana dan Implementasi Keperawatan Menciptakan lingkungan yang sebaik baiknya bagi individu Mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan individu dalam konteks seutuhnya Mendukung terciptanya dinamisasi pola yang berirama antara individu dan lingkungan. Menerima perbedaan sebagai evolusi yang cepat
Komponen Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi perubahan di dalam integrasi lingkungan dan individu Mengevaluasi modifikasi yang diciptakan dalam variasi proses kehidupan manusia Mengevaluasi pola yang berirama dari individu dan lingkungan. Mengevaluasi hasil yang di harapkan

Menggunakan Prinsip-prinsip Roger dalam Proses Keperawatan
Prinsip – prinsip hemodinamika memberi petunjuk untuk mengetahui hubungan antara perkembangan individu dengan alam sebagai respon sehat yang berhubungan dengan masalah yang terjadi.
Kesuksesan menggunakan prinsip hemodinamika perlu pertimbangan perawat dan melibatkan baik perawat maupun klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu di luar individu adalah bagian dari lingkungan maka perawat menjadi bagian dari lingkungan klien.
Keperawatan bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses keperawatan dengan menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara keseluruhan, tidak cukup satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan kebutuhannya saja.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
D.  Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
E.   Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
F.   Penyesuaian terhadap pola
G.  Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
H.  Menunjukkan suatu perubahan yang positif
I.     Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
J.     Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.


D.    Konseptual Dalam Keperawatan Menurut Dr. Faye Abdellah
Dr. Abdellah mendefinisikan keperawatan sebagai pelayanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Pelayanan ini sebagai pelayanan komprehensif, yang meliputi:
1.    Menyadari masalah keperawatan pasien.
2.    Menentukan tindakan yang tepat untuk merawat pasien sesuai prinsip-prinsip keperawatan yang relevan.
3.    Memberikan perawatan yang berkelanjutan kepada individu dengan tingkat ketergantungan total.
4.    Memberikan perawatan yang berlanjutan untuk menghilangkan nyeri dan ketidaknyamanan dan memberikan rasa keamanan kepada individu.
5.    Mengatur rencana perawatan menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien.
6.    Membantu individu untuk menyadari kebutuhan kesehatan dirinya dan mengarahkan dalam mencapai kesehatan fisik dan psikis.
7.    Mengarahkan petugas keperawatan dan keluarga untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri sesuai dengan keterbatasannya.
8.    Membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah psikisnya.
9.    Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalammerencanakan peningkata derjat kesehatan yang optimal padatingkat lokal, daerah, nasional dan internasional.
10.               Melakukan evaluasi dan penelitian yang berkelanjutan untuk meningkatkan keahlian dalam tindakan keperawatan dan untuk mengembangkan tindakan keperawatan yang baru, untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan masyarakat.
*) Pada tahun 1973, point ke-3 “Memberikan perawatan yang berkelanjutan kepada individu dengan tingkat ketergantungantotal.” Dihilangkan.

Konsep teori Abdellah dikenal sebagai 21 Tipologi masalah keperawatan, yaitu:
1.      Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2.      Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, dan tidur yang optimal.
3.      Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi.
4.      Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki deformitas.
5.      Memfasilitasi masukkan oksigen keseluruh sel tubuh.
6.      Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7.      Mempertahankan eliminasi.
8.      Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9.      Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisipenyakit patologis, fisiologis, dan kompensasi.
10.  Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11.  Mempertahankan fungsi sensorik.
12.  Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan negatif.
13.  Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbalebalik antara emosi dan penyakit organic.
14.  Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal.
15.  Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16.  Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17.  Menghasilkandan / atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18.  Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi, dan perkembangan yang berbeda.
19.  Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosional.
20.  Menggunakan sumber_sumber dikomunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit.
21.  Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit.
(Tomey and Alligood, 2006)

Tiga konsep teori keperawatan Abdellah dalam Tomey and Alligood (2006) adalah:
1.      Keperawatan
Keperawatan adalaha suatu pelayanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Perawatan didasarkan pada seni dan ilmu pengetahuan yang menyiapkan perawat dengan sikap, kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis  yang siap membantu orang sakit maupun sehat untuk memenuhi kebutuhannya dengan penuh keinginan dan kemampuan.
2.      Masalah keperawatan
Abdellah mendifinisikan masalah keperawatan dalam tiga konsep, yaitu kebutuhan pasien secara fisik, sosiologis, dan emosional; jenis hubungan interpersonal antara perawat dan pasien; unsur umum perawatan pasien.
3.      Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah keperawatan merupakan proses mengidentifikasi, menginterpretasikan, menganalisa, dan memilih tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Salah satu proses ini adalah menentukan diagnosa keperawatan.

Paradigma Keperawatan berdasar Teori Abdellah.
Ø  Keperawatan
Keperawatan adalah profesi pelayanan untuk membantu individu atau memberikan informasi untuk memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan atau memulihkan kemandirian atau mengurangi kecacatan dengan menggunakan strategi keperawatan yang merupakan suatu cara berdasarkan pola pemecahan masalah.



Ø  Individu
Individu merupakan seseorang yang mempunyai kebutuhan dasar fisik, emosi, dan sosial. Kemandirian dan kesadaran diri individu untuk memenuhi kebutuhannya merupakan fokus dari teori Abdellah.
Ø  Kesehatan
Pada pendekatan keperawatan berpusat pada pasien, kesehatan merupakan keadaan dimana terpenuhinya semua kebutuhan dasar dan tidak adanya kecacatan.
Ø  Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini merupakan membuat atau menyediakan lingkungan terapeutik. Yang termasuk lingkungan adalah rumah dan komunitas dimana pasien berasal.

Penerapan Teori Keperawatan Abdellah
·           Pelayanan keperawatan
Teori 21 tipologi masalah keperawatan Abdellah membantu perawat untuk melakukan proses keperawatan secara sistematik. Ini membantu perawat dalam memahami alasan tindakan yang dilakukan. Perawat menggunakan teori ini sebagai dasar melakukan pengkajian, membuat diagnosa keperawatan, dan rencana keperawatan sebagai cara untuk mengatasi masalah pasien berdasar keperawatan yang berpusat pada pasien (Tomey and Alligood, 2006).
Penerapan teori Abdellah dalam praktek keperawatan sangat dikaitkan dengan pengaruh yang kuat dengan pendekatan berpusat pada pasien yang berfokus pada pemecahan masalah pasien. Proses pemecahan masalah Abdellah meliputi identifikasi masalah, memilih data yang relevan, merumuskan hipotesis melalui pengumpulan data, dan merevisi hipotesis berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari data paralel langkah-langkah dari proses keperawatan penilaian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Abdellah dan Levine, 1986; George, 2008).
Pada akhirnya, teori Abdellah membantu perawat berlatih mengatur administrasi proses keperawatan, strategi keperawatan dan menyediakan basis ilmiah untuk membuat keputusan. Sebagai doktor yang aktif terlibat pada keperawatan dan perawatan kesehatan internasional, Abdellah memberikan kepercayaan untuk penggunaan model dan menganjurkan menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan pelayanan keperawatan.

·           Pendidikan keperawatan
Teori dan konsep Abdellah dikembangkan di tahun 1950 dan merupakan rekor klinis yang komprehensif untuk mahasiswa keperawatan, dengan menyediakan struktur kurikulum pendidikan keperawatan. Pendekatan berpusat pada pasien merupakan dasar yang digunakan pada saat itu untuk model keperawatan. Teori Abdellah merupakan teori yang paling berpengaruh dibanding teori lainnya. Teori ini digunakan untuk merubah pola pengajaran berbasis medik ke pendektan berpusat apada pasien untuk pendidikan keperawatan (Tomey and alligood, 2006)
·           Riset keperawatan
Teori 21 tipologi masalah keperawatan Abdellah merupakan teori yang berbasis riset. Hal ini menjadi sangat memungkinkan untuk dilanjutkan dengan riset lainnya.Abdellah sangat percaya bahwa gagasan penelitian keperawatan akan menjadi faktor kunci dalam membantu perawatan muncul sebagai profesi yang benar. Penelitian ekstensif dilakukan tentang kebutuhan pasien dan masalahnya  telah menjadi landasan untuk pengembangan dari apa yang sekarang dikenal sebagai diagnosis keperawatan.





BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal


DAFTAR PUSTAKA

Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol.1,2. Ed.4.EGC : Jakarta
http://oachavierrania.blogspot.co.id/2013/12/makalah-konsep-dan-model-keperawatan.html
http://akperppnisolojateng.blogspot.com/2010/02/konsep-model-keperawatan-betty-newman.html#ixzz4sLY4xdLG
http://hartsant.blogspot.co.id/2011/11/makalah-callista-roy.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar